Jika berbicara tentang Gangster yang paling kejam dan brutal di dalam sejarah Amerika, maka kita berbicara tentang Al Capone. Lahir dari keluarga imigran di daerah Brooklyn, New York pada 17 Januari 1899, kedua orang tua berdarah Italia memberikan dia nama lengkap Alphonse Gabriel Capone. Capone kecil tumbuh bersama delapan saudaranya di sebuah rumah petak kecil di New York. Ayahnya, Gabriele adalah seorang tukang cukur dan ibunya, Teresina menjadi penjahit. Namun, siapa sangka Al Capone di masa depan akan dikenal sebagai mafia paling mematikan di Amerika Serikat.
Bergabung dengan Dunia Gangster
Suatu hari Al Capone memukul wajah kepala sekolah-nya, dan mengakibatkan dia harus putus sekolah pada usia 14 tahun. Setelah keluar dari pendidikan, Capone remaja bekerja paruh waktu menjadi penjaga arena bowling dan sebuah stand toko perman. Beberapa waktu kemudian Capone bergabung dengan tiga gangster jalanan sekaligus: South Brooklyn Rippers, Five Points Gang, dan juga James Street Boys yang dipimpin oleh penjahat Brooklyn, Johnny Torrio. Tugas Capone adalah menjaga beberapa tempat ilegal seperti tempat pelacuran dan perjudian lokal. Geng ini terkenal sering melakukan tindakan kriminal kecil-kecilan di kota.
Al Capone “Scarface”
Suatu hari, Capone terlibat perkelahian di bar tempat dia bekerja sebagai bartender. Perkelahian itu dipicu karena Capone menggoda dan melakukan pelecehan seksual verbal kepada seorang wanita. Namun Frank Gallucio, sang kakak dari wanita itu marah dan menyerang Capone. Perkelahian di bar menghasilkan tiga goresan dari telinga ke mulut Capone. Bekas goresan di wajah itu membuat Capone mendapatkan julukan “Scarface”.
Usai insiden “Scarface”, Capone menikah dengan Mae Coughlin pada usia 19 tahun. Pernikahan tersebut dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Albert Francis. Capone sempat berjanji untuk hidup yang lebih baik demi keluarga-nya.
Tangan Kanan Torrio
Namun baru setahun tobat, Capone mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia. Hal ini membuat Capone sedih dan malah membuat dia menerima undangan Torrio untuk datang ke Chicago. Di Chicago, Capone bergabung dengan gangster baru Torrio, Colosimo. Geng ini menjalankan bisnis produksi bir ilegal dan prostitusi. Walaupun saat itu justru Kongres Amerika Serikat mengeluarkan Amandemen ke-18. Amandemen ini berlaku pada 19 Januari 1920, yang berisi larangan membuat, menjual dan mendistribusikan Alkohol yang memabukkan di Amerika Serikat. Larangan ini justru membuat banyak mafia mendapatkan peluang baru karena makin banyaknya permintaan alkohol yang datang dari masyarakat. Bisnis ini berkembang pesat bahkan sampai keluar Amerika, seperti Kuba, Bahama, sampai Prancis.
Torrio jadi gangster yang mendapatkan kesuksesan besar dari bisnis ini. Capone pun unjuk gigi di depan bosnya agar bisa menjadi anak kesayangan. Hingga tak lama kemudian, Capone menjadi tangan kanan Torrio. Pada 12 Januari 1925, pecah perang antar mafia dan Torrio nyaris terbunuh. Torrio kemudian memutuskan untuk pensiun dan balik ke negara asalnya, Italia. Torrio turun takhta dan memberikannya pada Capone.
Bos Mafia dengan julukan Robin Hood
Al Capone menjadi bos mafia besar pada usia-nya yang baru 26 tahun di Chicago. Semua bisnis Torrio kini dikembangkan oleh Capone. Mulai dari Rumah Prostitusi, Klub Malam, Restoran, Tempat Perjudian, hingga Pabrik Bir ilegal. Capone menjalakan bisnis dengan sangat brutal. Setiap perusahaan yang menolak untuk membeli Alkohol dari tempat penyulingan bir miliknya, maka perusahaan itu akan diledakkan. Sedikitnya ada sekitar 100 orang tewas sepanjang tahun 1920 akibat pengeboman yang diperintahkan Capone. Capone juga dilaporkan tercatat bertanggungjawab atas menjamurnya rumah bordil di seluruh kota.
Perhitungan kotornya, Capone menghasilkan $100 juta per tahun, atau setara dengan Rp1,585 triliun pada hari ini. Hal ini membuat Capone menjadi seorang Bintang Gangster yang sering memamerkan kemewahannya. Bahkan media lokal hingga nasional sering mengikuti Capone kemanapun.
Al Capone membangun reputasi yang kejam dan berkarisma untuk membangun citra diri. Capone pun memanfaatkan hal ini untuk mendapatkan simpati publik. Dia menonjolkan sifat dermawan di hadapan media. Capone membagi-bagikan batubara dan pakaian tebal selama musim dingin. Bahkan Al Capone membangun dapur umum bagi para tunawisma selama krisis ekonomi pada dekade 1930-an. Karena citra diri-nya ini, Capone mendapatkan julukan Robin Hood modern.
Pembantaian Hari Valentine
Suatu hari, mafia bernama Bugs Moran iri dan berencana membunuh Capone. Capone yang memiliki mata-mata, mengetahui rencana Moran dan berniat membunuh Moran terlebih dahulu.
Pada 14 Februari 1292, Capone memerintahkan anak buahnya Jack McGurn untuk menyamar menjadi polisi. McGurn masuk ke markas Moran dan langsung menembak mati 7 anak buah Moran dengan senapan mesin. Moran sendiri berhasil lolos dari serangan itu.
Peristiwa ini membuat citra Capone rusak dan media memberikan julukan “Public Enemy No.1” kepada Al Capone. Capone lolos dari penjara atas kasus ini karena kekuatan harta dan pengaruh politiknya. Namun peristiwa ini pun membuat Presiden AS saat itu, Herbert Hoover kesal dan memerintahkan semua agen federal untuk berkonsentrasi terhadap Capone dan sekutunya.
Hukuman Penjara Alcatraz
Pada 16 juni 1930, Al Capone dinyatakan bersalah atas tuduhan tidak membayar pajak, dan mendapat hukuman penjara selama 11 tahun. Capone ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Atlanta disini dia di diagnosis terkena gonore dan sifilis serta kecanduan kokain yang melubangi septum hidungnya. Pada 22 Agustus 1934, Al Capone diputuskan untuk dipindahkan ke penjara Alcatraz di San Fransisco. Penjara Alcatraz merupakan mimpi buruk bagi para narapidana karena tempat yang terisolasi 100% dari dunia luar, penjagaan tingkat tinggi dan tidak ada tindakan suap sama sekali di tempat ini. Al Capone tercatat sebagai narapidana angkatan pertama yang berada di Penjara terburuk ini.
Akhir Hidup Capone
Al Capone dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Federal di Terminal Island, California pada 6 Januari 1939. Kemudian istrinya berusaha mengajukan banding karena Capone menderita demensia dan dianggap terbelakang. Banding ini berhasil dan Capone bebas pada tanggal 16 November 1939.
Tahun terakhir hidupnya, Al Capone tinggal di rumahnya di Florida. Pada 21 Januari 1947, Capone terkena Stroke. Hingga akhirnya pada 25 Januari 1947, Capone meninggal di rumahnya dan dimakamkan di Mount Carmel Cemetery, Illinois, Amerika Serikat. Al Capone meninggal pada usia 47 tahun, 8 hari sebelum hari ulang tahunnya.
Leave a Reply